AkidahManhaj

Mengapa Muhammadiyah Tidak Bermadzhab?

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum wr.wb.

Saya sebagai warga Muhammadiyah di Malang kadang merasa bingung, kenapa Muhammadiyah tidak bermadzhab seperti NU yang cenderung ke Imam Syafi’i? Terima kasih atas jawabannya karena jawaban ini akan semakin meneguhkan keyakinanku bahwa Muhammadiyah adalah salah satu ormas yang bertujuan untuk pemurnian agama Islam.

Wassalamu’alikum wr.wb.

Pertanyaan Dari:
Fahmi Abdul Halim, Malang Jawa Timur
(disidangkan pada: Jum’at, 4 Jumadal Ula 1429 H / 9 Mei 2008 M)

Jawaban:

Waalaikumussalam Wr. Wb.

Menjawab pertanyaan tentang, Mengapa Muhammadiyah tidak bermadzhab?, ada baiknya kami paparkan sedikit isi dari salah satu di antara pokok-pokok Manhaj Majlis Tarjih yang berbunyi “Tidak mengikat diri kepada suatu madzhab, tetapi pendapat-pendapat madzhab dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan hukum, sepanjang sesuai dengan jiwa al-Quran dan as-Sunnah atau dasar-dasar lain yang dipandang kuat”.

Dari sana dapat difahami bahwa Muhammadiyah memang tidak terikat kepada salah satu di antara madzhab-madzhab tertentu akan tetapi juga bukan berarti Muhammadiyah anti dengan madzhab, kita tidak meragukan kualitas keilmuan para Imam-Imam madzhab, namun bagaimana pun juga pendapat-pendapat para imam tidaklah memiliki kebenaran secara mutlak sebagaimana kebenaran al-Quran dan as-Sunnah ash-Shahihah. Pendapat-pendapat para imam tersebut sangat erat kaitannya dengan kondisi pada masa mereka hidup, yang tentunya akan terdapat perbedaan dan juga akan ada hal-hal yang kurang relevan lagi dengan masa kita sekarang. Apa yang dilakukan Muhammadiyah -melaksanakan agama bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah – ini sesuai dengan hadis berikut:

عَنْ مَالِكٍ بْنِ أَنَسٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابِ اللهِ وَسُنَّةِ رَسُولِهِ. [رواه مالك في الموطأ]

Baca juga:  Orang yang Bunuh Diri, Dishalatkan atau Tidak?

Artinya: “Diriwayatkan dari Anas bin Malik berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Aku telah meninggalkan kepadamu sekalian dua perkara, tidak akan tersesat kamu selama berpegang teguh dengan keduanya yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya”. [Diriwayatkan oleh Malik dalam kitab al-Muwattha’].

Juga apa yang dikatakan oleh salah satu Imam madzhab, yaitu Imam Ahmad Bin Hanbal yang berbunyi :

لاَ تَقَلَّدْنِي وَلاَ تَقَلَّدْ مَالِكًا وَلاَ الشَّافِعِي وَلاَ اْلأَوْزَاعِي وَلاَ الثَّوْرِي وَخُذْ مِنْ حَيْثُ أَخَذُوا .[ابن القيم في إعلام الموقعين]

Artinya: “Janganlah engkau taqlid kepadaku, demikian juga kepada Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Auza’i dan Imam ats-Tsauri. Namun ambillah (ikutilah) darimana mereka (para Imam itu) mengambil (yaitu al-Quran dan as-Sunnah)”.

Singkatnya, tidak mengikuti pada madzhab-madzhab tertentu bukan berarti tidak menghormati pendapat para Imam Fuqaha, namun hal ini justru langkah untuk menghormati mereka karena mengikuti metode dan jalan hidup mereka serta melaksanakan pesan-pesan mereka agar tidak bertaqlid. Jadi sebenarnya hal penting yang perlu diikuti  adalah menggali pandapat itu dari sumber pengambilan mereka yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sahih dan tidak diragukan lagi kebenarannya.

Wallahu a’lam bishshawab.

Sumber: Majalah Suara Muhammadiyah, No. 17, 2008

Related Articles

7 Comments

  1. Maaf,imam Syafi’i itu berguru kpd bnyk mazhab,Imam Syafi’i berguru kpd mazhab Hanafi,Maliki dll. Juga ada kodim ada jadid,lengkap full.jadi mnurut saya taklid kpd mazhab tertentu itu gk pp,karna orang awam seperti kami tidak bnyk waktu utk blajar kpd semua mazhab,jd kami cukup aja ikut mazhab tertentu.saya tdk mngatakan imam mazhab itu ma’sum tp sya yakin mreka orang soleh.
    Dan hadis di atas setahu saya ada dua versi,yaitu pusaka nabi Al-Qur’an dan Sunnah,satunya lg Al-Qur’an dan zuriah nabi.
    Dan oleh ahluSunnah hadis” itu di kombinasikan jadi ikut Al-Qur’an dan zuriah nabi yg mengamalkan sunah.dan terbukti zuriah nabi terbukti paling kuat memegang sunah.seperti contoh nya di Indonesia wali songo itu beranggotakan mayoritas zuriah nabi.dan zuriah nabi setahu saya kbanyakan bermazhab Syafi’i…
    Itulah unek” saya smoga di baca,bila salah mohon di maafkan

    1. Iya, kami paham maksud saudara. Kami tidak mengatakan bermadzhab itu salah, justru bermadzhab itu juga baik seperti yang saudara sampaikan. Fatwa ini hanya ingin menunjukkan bahwa Muhammadiyah memposisikan diri untuk tidak terikat dengan madzhab tertentu, tetapi mengambil semua pendapat madzhab untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan hukum. Demikian, semoga bisa dipahami.

  2. Asalamu’alaikum
    Saya sangat setuju tentang anjuran tidak bertaqlid pada fatwa mazhab atau imam2 mazhab tertentu, namun apakah bila kita mengikuti fatwa2 majlis tarjih bukan juga dikata lagi taqlid pada mazhab majliz tarjih ?.
    Sama2 tidak maksum, kira2 mana yang lebih bisa dikata pakar dan lebih bisa diikuti untuk menggali kandungan syar’i dari sumber2 yang ada ( quran dan sunah ) antara para imam mazhab ( syafi’i, hanafi, maliki, hanbali ) dg tim majlis tarjih ?.
    Apakah dengan tidak ikut dari salah satu mazhab bisa diartikan lagi menambah satu lagi mazhab ?.
    Sebagai orang awam, bolehkah kalo kita bermazhab kadang2 berdasar selera ( kadang ikut fatwa mazhab majlis tarjih karna kebetulan lagi sesuai dg selera ide kita, kadang ikut fatwa imam salah satu mazhab yg lima, dan saat tidak cocok dg semua fatwa baik dari majlis tarjih maupun fatwa para imam mazhab, kita cari2 sendiri dari qur’an atau hadis sohih untuk kemudian disimpulkan sendiri hukumnya) ?

    1. ternyata muhammadiyah bikin mazhab baru diluar 4 mazhab yg diakui mayoritas ijtima ulama aswaja, dan muhammadiyah taqlid buta dengan mazhab mereka.

  3. Untuk jaman sekarang. sangat penting untuk memiliki atau berpegang degan mazhab. Bisa dibilang para imam mazhab ini seperti master, profesor atau pustaka berjalan yang merangkum dan menjelaskan kembali segala apa yang dibawa oleh Rasulullah.Alquran dan Alhadist hanyalah text yg tidak bisa hanya dibaca secara harfiah. Biasanya para imam ini menulis banyak buku untuk mejelaskan pemikirannnya tentang Alquran dan Alhadist. Sehingga kita mudah sekali memahami sebuah ayat, karena dijelaskan secara lengkap mulai dari sejarah, tata bahasa, situasi kondisi saat itu dan lain sebagainya secara konfrehensif dan menyeluruh.
    Mohon maaf, kebanyakan aliran dalam Islam yang tidak mengakui imam mazhab justru yg bikin Islam jadi kacau. Sok reformis atau pembaharu atau kembali ke ajaran awal langsung dari Rasulullah dan para sahabat. Mereka menterjemahkan Alquran dan Alhadist secara harfiah dan sepotong-sepotong.
    Dengan tidak bermazhab meraka bisa menyisipkan pemikiran meraka sendiri dan kita mulai lupa asal usul sebuah ayat yg dijelaskan para imam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button