Membaca Tahlil Dengan Bilangan Tertentu, Bersama-Sama Dengan Suara Keras Serta Menggeleng-Gelengkan Kepala
Pertanyaan:
Mohon ditunjukkan dalil yang menyuruh kita tahlil 30 x, 40 x, 300 x, bersama-sama dengan suara keras serta menggeleng-gelengkan kepala.
H. Ali Akbar, Jln. Sudirman 26 SP. Kiambang – B. Sangkar
Jawaban:
Kegiatan tahlil dalam arti beramai-ramai membaca Lailaha illallah lebih-lebih dikaitkan dengan jumlah seperti yang ditanyakan disertai suara keras, memang tidak ada dalilnya. Yang dianjurkan oleh nabi dan oleh al-Qur’an bagi setiap muslim adalah melakukan zikr. Seperti tercermin dalam surat al-A’raf ayat 205.
وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ (الأعراف: ٢٠٥)
Artinya: Dan sebutlah Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
Dari ayat di atas bahwa dalam menyebutkan nama Allah hendaklah dilakukan dengan tidak perlu suara keras. Sementara nabi memberi tuntunan dalam berzikir yaitu dengan membaca tasbih, tahmid, tahlil dan do’a-do’a yang lain. Sebagai contoh: Hadits riwayat Muslim dari Sa’ad bin Abi Waqas:
أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى النَّبِىِّ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ عَلِّمْنِى كَلِمَاتٍ أَقُوْلُهُنَّ. قَالَ: قُلْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَلَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ. قَالَ فَهَاؤُلَاءِ لِرَبِّى فَمَا لِى؟ قَالَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحَمْنِى وَاهْدِنِى وَعَافِنِى وَارْزُقْنِى (رواه مسلم)
Artinya: Diceritakan bahwa telah datang seorang A’rabi kepada Nabi dan berkata: “Ya Rasulullah ajarkanlah kalimat-kalimat yang dapat saya baca”, maka nabi pun bersabda: “Bacalah: Lailaha illallah wahdahu la syarikalah, Allahu Akbar kabira walhamdulillahi kasira, wa subhanallah Rabbil ‘Alamin. Wa la haula wa la quwwata illa billahi al-‘Azizil Hakim.” A’rabi berkata: Bacaan itu semuanya untuk Tuhanku, mana yang untukku? Sabda Nabi: “Bacalah Allahummagfirli war hamni wahdini wa afini war zuqni.” (HR. Muslim)
Hadits di atas, bahwa Nabi mengajarkan cara berzikir kepada perseorangan. Dalam arti zikir itu ada tuntunannya, sedang berzikir bersama-sama dengan suara keras tidak dijumpai tuntunannya.